Hari ini Selasa (11/6) pukul 13.30 WIB pedagang Pasar Jongkok Panam
Pekanbaru kembali berunjukrasa. Kali ini mereka mendatangi kantor Wali Kota Pekanbaru membawa replika mayat Wali Kota dan berbagai spanduk kecaman terhadap Wali Kota Pekanbaru Ir Firdaus MT.
Spanduk kecaman terbilang pedas dan kelewat batas seperti: Turunkan Firdaus, Firdaus Fir'aun, Kami cuma cari makan kami bukan teroris, Berjuang sampai titik darah terakhir, dan
lain-lain.
Di sela-sela demo itu, Piala Adipura tiba di Kota Pekanbaru dari Jakarta dibawa langsung oleh Wali Kota Pekanbaru Ir Firdaus MT dan rombongan siang tadi. Bersamaan dengan itu juga aksi demo pedagang Pasar Jongkok Pekanbaru mewarnai kedatangan Piala Adipura.
Namun rombongan Wali Kota cerdik dibiarkan pendemo sampai lelah berdemo. Setelah letih berdemo pedagang bubaran sementara rombongan menunggu aman di Bandara SSK II Pekanbaru. Setelah aman barulah rombongan Wali Kota Pekanbaru dan Piala Adipura meluncur dari bandara SSK II Pekanbaru dibawa keliling Kota Pekanbaru.
Demo pedagang tadi mereka menuju ke kantor Wali Kota Pekanbaru dan berupaya menghadang kedatangan Wali Kota Ir Firdaus MT dan Piala Adipura. Namun aksi demo tak sampai berbenturan dengan kedatangan Wali Kota dan Piala Adipura, karena pengunjukrasa bubar duluan karena tak tahan berpanas-panas lebih lama. Setelah demonstran bubar, barulah rombongan Wali Kota Ir Firdaus MT dan Piala Adipura dibawa konvoi dan finis di halaman
Kantor Wali kota Pekanbaru pukul 14.00 WIB.
Dalam orasinya siang tadi pedagang menyampaikan bahwa rangkaian sejarah membuktikan
keberadaan pedagang kaki lima dan usaha kecil menengah (UKM) 1998 menjadi penyelamat krisis ekonomi negeri ini. Namun keadaan ini berbanding terbalik di Kota Pekanbaru tercinta.
Penggusuran PKL di mana-mana, PKL diibaratkan sampah tak berarti di mata pemerintah dan yang paling ironis PKL diibaratkan sebagai kota suara yang kalau suara itu satu warna akan dipertahankan dan sewaktu-waktu juga akan dibuang.
Pernyataan ini disampaikan Korlap demonstran dari Aliansi Mahasiswa dan masyarakat Peduli
Pedagang Kaki Lima Pekanbaru (AMPKLIP) Indra Gunawan. Menurut Indra Gunawan, Perpres Nomor 125/2012 telah menjadi dasar hukum pedagang kaki lima. "Pedagang Kaki Lima perlu pembinaan bukan pembinasaan dan penggusuran," tegas Indra Gunawan.
Namun kini lagi-lagi seorang Wali Kota Pekanbaru Firdaus MT yang tercinta mengangkangi
Perpres tersebut. Kini Pasar Jongkok, wisata malam Jalan HR Soebrantas Panam menjadi Kota Pekanbaru menjadi korban. "Pasar Jongkok dulu pernah dijanjikan akan menjadi pasar
Malioboronya Kota Pekanbaru, kini menjadi Pasar Jongkok yang dibumihanguskan setelah yang bersangkutan telah resmi menjabat Wali Kota Pekanbaru. Tetap saja janji hanyalah tinggal janji. Apakah ini bentuk pembinaan," tanya Indra Gunawan dilansir riaupos.com.
Oleh sebab itu pedagang menyampai lima opsi kepada Wali kota. Pertama, Izin pedagang pasar Jongkok Berjualan. Kedua, jangan ada lagi penggusuran pedagang kaki lima di Kota Pekanbaru, ketiga, tinjau kembali izin ritel Indomaret, Alfamart yang mengorbankan usaha kecil menengah. Keempat, jangan ada intervensi mafia kapitalis dan politisi terhadap pedagang. Terakhir kelima, apabila tuntutan ini tak dikabulkan harga mati Wali Kota dimakzulkan.(rep2)